Dr. Greta Leiber dari Jerman, seorang paranormal spesialis pemburu setan menemukan sebuah surat perjanjian yang misterius namun diperkirakan otentik.
Di bekas reruntuhan gedung yang digunakan oleh Adolf Hitler bunuh diri, Dr. Greta menemukan Surat Perjanjian yang diduga kuat merupakan Perjanjian antara Hitler dengan Setan.
Surat perjanjian itu tertanggal 30 April 1932. Surat ini ditandatangani dengan darah dari kedua belah pihak.
Di dalamnya, setan yang bernama Lucifer berjanji akan memberi kepada Hitler kekuasaan yang tak terbatas.
Sang Fuhrer akan menjadi penguasa absolute seluruh negeri Jerman dan sebagian Eropa, sehingga akan disanjung dan dihormati jutaan orang. Meski untuk mendapatkan semua itu harus menggunakan kekuatan jahat berskala besar. Sebagai imbalannya Hitler memberikan jiwanya kepada setan 13 tahun kemudian.
Di depan 11 orang panelis yang dihadirkannya dalam sebuah symposium, Dr. Greta mengatakan bahwa : “ Pakta perjanjian itu benar-benar otentik “.
“ Apa yang tertulis di dalamnya, cocok sekali dengan perjalanan sejarah dan ratusan kasus yang terjadi selama Perang Dunia II berlangsung” tambahnya.
Menurut Dr. Greta, sejarah telah menunjukkan, bahwa Hitler selalu gagal dalam tindakannya sebelum tahun 1932.
“ Dia gagal menyelesaikan SMU. Juga 2 kali terpuruk di ujian masuk sekolah kesenian. Ia jadi pengangguran, dan bahkan pernah masuk penjara, “ papar Dr. Greta tentang sebagian perjalanan hidup Hitler.
Pasca tahun 1932 kehidupan Hitler benar-benar berubah total.Orang mulai mendengarkan ucapan-ucapannya. Bagai sebuah roket, karirnya melesat dengan amat cepat. Tepat di bulan Januari 1933 Hitler berhasil menjadi penguasa Jerman Raya.
Dan pada 30 April 1945, tepat 13 tahun dari tanggal Pakta perjanjian dengan setan itu ditandatangani, kekuasaan Hitler ambruk.
Surat perjanjian yang diduga kuat dibuat antara Hitler dan Lucifer itu ditemukan di sebuah peti besi, di bekas gedung dimana Hitler diperkirakan bunuh diri.
Meski surat tersebut agak rusak tapi masih jelas terbaca. Surat perjanjian tersebut kini berada di Berlin Institute of History Jerman sebagai bahan penelitian.
0 komentar:
Posting Komentar
terimakasih sudah membaca,,
Berikan komentar anda di bawah postingan ini...